Home Novelet Komedi/Romantik Komedi ANTARA CINTA
ANTARA CINTA
MaMoSa
21/11/2017 18:37:34
41,890
Kategori: Novelet
Genre: Komedi/Romantik Komedi
Bab 14

Suasana pagi di Genting yang sememang dingin terus diselaputi kabus. Namun kedinginan pagi itu tidak sedingin hati Adriana. Wajahnya yang tenang tidak menggambarkan hatinya yang bergelora ketika itu. Langkah Adam terhenti apabila melihat wajah Adriana yang merenung jauh di saat ia melangkah masuk. Luluh hatinya melihat gadis pujaan hati yang kelihatan tenang namun is sedar hatinya telah retak seribu. Dia sedar dialah penyebab akan segala kemelutan yang terjadi. Walaupun apa yang terjadi, segala kekusutan ini harus dileraikan. Adriana harus faham segala yang terjadi adalah tanpa dirancang dan dia disini adalah untuk menerangkan pada Adriana perkara sebenar.

 

Sekilas itu Adriana berpaling memandangnya. Satu senyuman tawar dilemparkan kepada Adam.

 

“Adriana, saya minta maaf...” dibiarkan suara ituberlalu, seolah-olah tidak membawa apa-apa makna kepadanya. Baginya kata-kata maaf terlalu murah untuk diucapkan berbanding dengan pengalaman memalukan yang dilaluinya. Dia bingung mengapakah ia harus berada disini seperti yang dipinta oleh Adam, ditempat kali pertama Adam melamarnya. Adakah ini satu daripada helah Adam untuk memujuknya setelah ia dimalukan?

Pujuk? Apakah kesalahan Adam? Apakah yang telah dilakukannya? Perlukan dia memujukku? Seribu satu persoalan melingkari di fikiran Adriana, namun tiada satupun persoalan yang terjawab; segala jawaban hanya pada Adam. Adriana kelihatan seolah-olah bingung kenapa dia berada disitu.

 

Perlahan-lahan dia mencapai tas tangannya, ingin berlalu. Adam mencapai tangannya.

 

“Adriana please.....dengar dulu penjelasan saya” Adam seolah-olah merayu, memohon agar di beripeluang untuk menjelaskan perkara yang sebenar. Adriana menoleh, melemparkan pandangannya pada Adam. Matanya yang redup seolah-olah melindungi hatinya yang menangis.. Langkah Adriana terhenti. Airmatanya mula bergenang. Seolah tidak dapat lagi membendung airmatanya, titis demi titis mula gugur membasahi pipi.

 

 

Adam terseksa rasanya melihat gadis impiannya menanggung derita yang tidak bisa diluahkan. Mahu saja ia menangisi segala kejadian yang meleburkan impian mereka berdua, namun ia harus kuat menangani permasalahan ini; sekurang-kurangnya salah seorang harus kuat menempuhinya.

 

 “Adriana...”

 

“Adam..... Iam sorry! Saya sangka saya mampu untuk mendengar penjelasan awak... tapi saya hanya membohongi diri sendiri. Saya tidak cukup kuat untuk menghadapi semua ini. Maafkan saya......” sambil menarik tangannya, ia melarikan diri.


Jauh dari Adam, jauh dari tempat yang menyaksikan perjanjian mereka dahulu. Adam hanya mampu menundukkan wajahnya; membiarkan gadis impiannya pergi menjauh, diiringi butir-butir jernih yang gagal dibendung lagi.......

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Previous: Bab 13
Next: Bab 15

Portal Ilham tidak akan bertanggungjawab di atas setiap komen yang diutarakan di laman sosial ini. Ianya adalah pandangan peribadi dari pemilik akaun dan ianya tiada kaitan dengan pihak Portal Ilham.

Portal Ilham berhak untuk memadamkan komen yang dirasakan kurang sesuai atau bersifat perkauman yang boleh mendatangkan salah faham atau perbalahan dari pembaca lain. Komen yang melanggar terma dan syarat yang ditetapkan juga akan dipadam.

Karya lain oleh MaMoSa