Geramnya! Merah padam muka Dayana. Dia dimalukan
oleh seorang pemuda di khalayak. Sakitnya hati! Terbantut hasratnya untuk
memasarkan kerepek buatannya di Pasar Mini Akif. Ayahnya pula memujuk. Amarahnya
melebur. Lantas Pasar Mini Akif dikunjungi sekali lagi. Rupa-rupanya pemuda itu
pengurus dan pemilik pasar mini. Dialah Akif.
Mata bertentang mata, tidak mampu
melunakkan hati Dayana yang geramnya sudah di tahap maksima. Terus dilampiaskan
marahnya. Namun Akif tetap senyum. Rupa-rupanya dia sudah jatuh cinta!
Akif, baik sangat, menyebabkan Dayana tergoda
juga. Tapi, bagaimana dengan Ikhwan? Mereka sudah berkawan sejak kecil.
Akif pula digilai oleh gadis lain. Dayana
buntu. Ikhwan datang melamar. Dayana terkasima. Malang, emak Ikhwan enggan bermenantukankan
dia, pembuat kerepek berkelulusan SPM! Emak Dayana sakit hati lantas pinangan Ikhwan
ditolak.
Akif dan Dayana ditunangkan. Belum sempat
bernikah, Akif tiba-tiba menghilang. Puas dicari, Akif tidak ditemui. Kemana
dia pergi? Dayana terus menanti. Ikhwan yang masih mengharap, kembali menagih
cinta.
“Yana, benarkah Ikhwan tidak layak mendiami kamar hati Yana, walau disudut
yang terpencil?” –Ikhwan.
Dayana jadi tak tentu arah.