" BABE, Hati- hati ...Apa- apa hal call aku ! Aku risaulah...Manalah tahu ' orang' Mummy cari kita " Liny berpesan berkali- kali .Dato' Omar yang menelinga juga di buru resah .Kadang- kala, matanya liar memerhati keadaan.
Setelah Liny masuk ke dalam rumah teres setingkatnya.Intan dan Dato' Omar bergerak ke kondo mereka ." Betul, you tak nak buat report?" Soal Dato' Omar yang sesekali mengerling Intan di sisi.Gadis itu masih lagi dalam keadaan trauma.
" Abang !!! Apa tuuu!!"
" Arghhhh...!"
" Arghh...!! "
Sreeettt......Thum !
Dahi terus menghentam stereng dengan kuat.Manakala Intan pula terus terkeluar dari tingkap hadapan.Cermin yang berkecai ada yang terlekat di wajah Dato' Omar.
Kekeke....
Janin- janin yang merangkak menaiki atas kereta itu sedang menjilat darah yang membasahi tubuh Intan .
Kanak- kanak perempuan bergaun putih itu pula terus melebarkan senyumannya.
" Ya Allah !!! Kemalangan! " teriak pemuda bermotor itu sambil mengangkat tinggi viper helmetnya.Kelam- kabut tangannya menyeluk poket selyar jeansnya untuk mencari telefon pintar.
" Hello ! Ambulance ! Tolong ada kemalangan di susur masuk ke Ttdi...."
************
" ADUH ! Sakitnya !! Aku....Aku....Kat mana ni ?? Ah, aouch !! Pedihnya...."
Agak sukar untuk dia menginjakkan tubuhnya bangun dari pembaringan itu.Matanya kadang- kala terpejam , tercelik pedih .Warna putih di sekellilingnya itu amat kuat .
" Dik...Adik ni siapa ? Kita kat mana ya dik"
Wajah yang asyik tertunduk itu perlahan- lahan mengangkat kepalanya.Lalu pandangan keduanya bertaut agak lama.Intan sedikit tergamam.Wajah kanak- kanak perempuan comel itu persis dirinya.
" Dik, ke mari dik..." pelawa Intan seraya melambaikan tangannya.Dia menginjakkan punggung sedikit supaya ada ruang ." Dik, marilah dik .Jangan takut....Akak tak buat apa- apa....Akak juga keseorangan dik..." ujar Intan tersenyum manis
Setapak demi setapak, dia berjalan secara menyeret kaki sebelahnya yang lembik.Dan pabila dekat, Intan dapat melihat keseluruhan kakinya yang dipenuhi luka baru dan lama.
" Mama, kenapa bunuh kami semua ? Kami semuakan anak mama ? Kenapa bunuh kami dengan kejam ? "
Intan membulat matanya.Dan kini barulah dia tersedar siapa budak itu .Sungguh comel sekali tapi kenapa selama ini dia berwajah buruk.Kini kanak perempuan itu memegang tangan Intan.Lembut sekali telapak tangannya.Dia memandang ke arah Intan dengan mata yang berair.
" Mama....Tolong mama terima kami ..."
" Er....Er....Ta...Tapi saya tiada anak ...." Intan menafikan lagi kebenaran." Mama, mama ada anak....Kami anak mama...." ujarnya .Intan benar- benar terkejut pabila janin - janin yang pelbagai rupa ingin menaiki katilnya.
" Sampai bila Dato' , Intan terbaring begini? ," soal Liny sedih.Tangan kaku Intan digenggamnya.Dia berhenti seketika pabila melihat dari cermin itu ada seorang gadis yang dia kenali .Tetapi siapa yang sakit ? Siapa pula lelaki tua itu ?
Rupa- rupanya dia bercakap seorang.Zul cepat- cepat berpaling.Kelihatan Fahmi sedang mengintai cermin kamar tadi ." Kau tengok siapa ?? " Soalan Zul memeranjatkan Fahmi .Zul juga sama melihat cermin yang sama." Eh, tak silap aku itu Liny , kawan Intan ? " soalnya perlahan.Namun, tetap dapat di tangkap oleh Fahmi.
" Kau juga kenal Liny ?"
" Aha, tapi kenapa ?"
" Zul, tentu kau masih ingat cerita aku ?"
" Aha, jadi ?" Soal Zul semula lalu memandang semula ke arah cermin.' Siapa yang sakit ' monolognya ." Eh, kejap kalau itu Liny ,mana Intan ?" Soal Zul tercari- cari gadis yang bernama Intan.
" Tidak...! Tidak! Kamu semua bukan anak aku !"
" Cepat panggil doktor ! Doktor ! Nurse ! Nurse ! " Liny jerit- pekik sambil menekan button merah tepi katil.Dato ' Omar bingkas bangkit dari duduknya dan bergegas keluar .
Zul dan Fahmy di belakang pintu yang terbuka , sempat mengintai keadaan didalam .
" Intan ! Intan ! Bertenang Intan ! Jangan begini Intan !" Liny dah habis daya, tubuh yang meronta teruk itu cuba di dakap.Sehingga tiang penggantung kampit air sodium juga tunggang - langgang .
Sedaya - upaya, Intan menepis tangan - tangan berkuku tajam itu dari merobek tubuhnya.Manakala rambutnya pula dalam genggaman kanak- kanak perempuan itu.
Intan dan Fahmi kini berada di dalam hutan pinggir kota.Karung guni dibuka talinya, setelah tanah yang di gali makin ke dalam." Kau jangan nak menangis sangatlah !! Dia dah mati pun !"
" Ini semua salah kau !"
" Aku kata diam , Intan..."
" Kau yang meminjan , anak aku jadi mangsa !"
"Aku kata diamkan !!! " bentak Fahmi yang makin runsing apatah lagi tanah makin ditimbus makin sedikit .Tangan yang memegang cangkul makin menggeletar menahan amarah .
" Nisaaaa!! Anak mamaaaaa...!" Laung Intan seraya memandang ke bawah .Yang kelihatan hanya gaun putihnya sahaja .
" Argh !!! Diamm!! Aku kata ! Diammm!" Cangkul di campak ke tanah." Anak luar nikah ini lah yang kita hasilkan!!! " bentak Intan yang kini terpunduk tepi pokok , tubuhnya sakit- sakit pabila menjadi mangsa tendangan Fahmi.Sememangnya mereka berdua hidup seperti suami isteri yang lain walaupun tiada sebarang ikatan yang sah setelah mereka di buang keluarga.
Kerana Fahmi jugalah , Intan menjadi Intan yang sekarang .Intan di jual pada Mummy Leong bagi melunaskan hutang mereka .Sebelum ini juga, Intan dipaksa melakukan pengguguran haram dengan Bidan Esah .Semenjak itulah , Intan seakan ketagih membuang janin- janin yang tidak berdosa itu.Tanpa mereka sedari , Bidan Esah mempergunakan roh janin dan anak perempuan mereka, nisa.Bagaimana perempuan tua itu boleh tahu tentang kematian Annisa ? Melalui Khadam belaannya seekor polong .
Polong itulah yang menjadi saksi pengebumian Annisa.
Zul memegang tangan Fahmi seraya menggelengkan kepalanya." Tetapi Intan?," soal Fahmi tak berpuas hati." Sabar belum tiba masanya lagi " ujar Zul dengan tenang.
" Kau kena tolong aku, Zul !"
" Ya, aku akan bantu mu..."
" Ada hikmah sebenarnya.Lihat aku di perkenalkan dengan kau selain Intan ! Dan, buat pengetahuan kau ....Aku pernah ' nampak' janin anak perempuan kau , Annisa "