" Aku tanya mana mak engkau! ." Jerit lelaki berbadan sasa itu lalu menolak kasar kepala Qaseh.
" Sumpah, saya tak tahu, tolonglah lepaskan kami, " rayu Qaseh untuk mendapatkan belas kasihan dari pemuda itu.
" Ehh, kau jangan minta belas kasihan akula pompuan! Cukupla mak dengan bapak kau buat hal, jangan kau pulak lepasni, dasar keturunan tak sedar diri! , " hina lelaki itu bertubi-tubi.
Tiada lagi ungkapan yang mampu Qaseh keluarkan. Jika diceritakan hal yang benar pun, sudah tentu 'along-along' ini tidak mempercayainya.
" Macamnilah ehh pompuann..aku kira sampai 10, kalau kau tak bagitahu juga mana mak engkau, nahas adik-adik kau ni aku kerjakan. " Bentak pemuda itu lalu menarik kasar rambut kedua-dua kembar itu.
" Encik, tolonglah, saya merayu saya tak tahu, tolonglah jangan apa-apakan diorang, diorang tak tahu apa-apa, tolonglah... , " rayu Qaseh lagi beserta tangisan.
" Woii! Kau ingat aku main-main ke dengan kau?..."
" 10,9,8,7,6,5,4,... "
Angka dikira semakin menurun. Tiada apa yang dapat Qaseh lakukan. Dalam kebuntuannya, Qaseh mendapat satu penyelesaian. Ya! Duit perlindungan! "
" Okay, saya akan bagi duit, berapa ja encik nak, cuma tolong jangan apakan diorang, bagi saya masa seminggu, saya akan cari mak saya sampai jumpa, tolonglah lepaskan kami, " ujar Qaseh lalu mengeluarkan 10 keping not 50 lalu memberinya kepada lelaki itu.
" Hmmm bagus! Kau tahu aku suka duit, pandai ehh, " kata pemuda itu sambil merebut duit dari tangan Qaseh dengan kasar.
" Baik...aku lepaskan korang kali ni, tapi bukan semudah tulaa...bagi aku syok dengan kau dulu..boleh? , " ujar lelaki itu lalu mendekatkan dirinya dengan Qaseh dan beriak muka seperti ingin menelannya.
" Ya ALLAH! Bantulah aku!...." Itu sahaja yang boleh Qaseh luahkan dalam hatinya sebelum dirinya ditarik memasuki bilik menjadi mangsa pemuas nafsu.