Biar saja rasa itu,
Sering kali melanda jiwa,
Lamunan ini seakan terhenti,
Debaran kian terasa,
Maha hebatnya di dada,
Terpaku... bergetar... terpana seketika,
Kenapa hadirnya tanpa diundang,
Kenapa munculnya tanpa dikenang,
Jangan lagi rasa itudatang bertandang,
Jangan lagi rasa itu hadir saat kian menghilang,
Jangan lagi rasa itu ingin menjulang,
Kerana akhirnya diri sendiri akan musnah walang,
Dulu...
Ya benar rasa itu pernah alpa,
Ya benar rasa itu pernah sengsara,
Ya benar rasa itu pernah terkesima,
Ya benar rasa itu pernah berduka,
Namun kini...
Mohon jangan hadirkan lagi,
Kerana diri tak mampu berdiri,
Apatah lagi sendirian berlatarbelakangan ceritera misteri,
Yang dicipta berlandaskan kronologi,
Yang ternyata itu hanyalah monolog diri,
Yang pastinya takkan ada sesiapa yang mengerti,
Akhirnya...
Telah diberikan kata pemutus,
Agar lenyaplah segala yang tak telus,
Rasa yang sering tak terurus,
Biar hanyut dibawa arus,
Nun jauh ke lautan luas tanpa penghujung,
Yang kekal itu terindah,
Yang sementara itu adalah gundah.
[Sha'z Sha'z]