Part 6

The unforgiven

" Kau gila kah?! " bentak Queenie seraya menolak tubuh Farish.

" Excuse me? "

" Kau ingat kau boleh buat suka-suka hati kau sama saya kah? Kau ingat saya ni perempuan murahan? " 

" Queenie.. "

" Stay away from me! Saya tidak mahu terlibat dalam hal kau. Urus tu perempuan, jangan kacau saya! "

" Queenie, listen.. "

Farish mengangkat ke dua tangan dan cuba memegang bahu Queenie namun Queenie mengelak.

" Kau faham bah kan apa saya cakap? " soal Queenie sinis.

Farish sekadar menatap wajah mulus Qistina. Lesung pipit Queenie yang tenggelam timbul saat dia bersuara memukau pandangan Farish buat seketika.

" Saya tidak mahu ada kaitan apa-apa sama kau! " bentak Queenie.

" Queenie.. "

" Jangan jadikan saya salah satu 'baju' kau! "

" What are you talking about? "

" Tidak payah pura-puralah Farish! Satu kampus cakap-cakap pasal saya ni 'baju' baru kau. "

" That's not true! "

" I don't care! Stay away from me. Saya tidak mahu ada masalah apa-apa. " ujar Queenie kemudian berpaling.

Farish dengan pantas menangkap pergelangan tangan Queenie dan berlaku pergelutan kecil di antara mereka apabila Queenie bersungguh-sungguh menarik tangannya yang di pegang kejap oleh Farish. Farish pula berusaha menahan Queenie agar berhenti meronta.

" Queenie, dengar dulu.. "

" Tidak payah! Saya tidak mau. Kasi lepas tangan saya! Farish.. Saya tidak suka kau bah! Jangan kacau saya.. " 

Queenie menolak tubuh Farish kuat hingga beg di tangannya terlepas dan isi begnya terkeluar. Queenie merenung Farish tajam dan memungut barang-barangnya sambil memasukkannya kembali ke dalam beg. Tanpa sepatah kata, Queenie berlalu meninggalkan Farish. 

Farish tersenyum penuh makna bersama barang kepunyaan milik Queenie yang di sorokkannya.

4 tahun kemudian

Tanpa Queenie sedari, dia kini sudah berada di tahun terakhirnya sebagai penuntut di kampus itu dan dalam masa seminggu sahaja lagi, dia akan bergelar bekas penuntut di kampus itu.

Queenie juga beruntung dan dia sangat-sangat bersyukur kerana setiap semester, pointernya sentiasa memberangsangkan. Andai saja CGPAnya jatuh, biasiswanya pasti akan di tarik. Itu membuatkan Queenie berusaha setiap semester.

Setiap cuti semester pula, Queenie meminta pertolongan Hana untuk mencarikannya kerja sambilan untuk dia mengumpul duit bagi membeli tiket kapal terbang sebaik sahaja tamat majlis graduasinya. Untuk tempoh itu, Queenie akan terus bekerja sambilan buat sementara waktu.

Sejak insiden terakhir di mana beg Queenie terlepas dari pegangannya, Farish sudah tidak mengganggu kehidupan Queenie. Tambahan pula, Farish sudah menamatkan pengajiannya setahun yang lalu.

" Hai Queen.. " 

Queenie menoleh saat mendengar namanya di sebut. 

" Hai Hana! " balas Queenie sambil tersenyum.

" Kau buat apa kat sini? " soal Hana.

Queenie menggeleng kecil sambil pandangannya di halakan semula ke arah tasik buatan di kampus mereka itu.

" Pejam celik, sekejap lagi kita dah nak habis kuliah. " Hana bersuara seraya melabuhkan punggung di samping Queenie.

" Iya Hana. Terima kasih atas semua bantuan kau selama ini. " ucap Queenie.

" Don't mention it sista! " ujar Hana kemudian memeluk tubuh Queenie sejenak.

Hana sudah menganggap Queenie seperti kakaknya sendiri. Baginya, gadis itu seorang yang sentiasa positif. Walau dia di landa masalah atau dalam kesedihan, dia bijak menyembunyikan perasaannya itu. Dia tidak mencampur adukkan di antara pelajaran dan peribadi. Dia sentiasa mengawal emosinya dengan baik.

" Minggu depan mama dan papa Farish akan menyambut pesta ulang tahun perkahwinan! Kau kena datang tau? " ujar Hana.

" Kalau tidak ada apa-apa, saya datang. "

" Maksudnya? "

" Saya perlu cari rumah sewa Hana. Kita habis belajar sudah masa tu. Saya perlu cari kediaman lain. "

" Why not.. Buat sementara waktu kau tinggal dengan kami? "

" Hurmm.. "

" Jom balik hostel! Kita packing barang kau dan balik rumah. Mama and papa won't mind at all! "

" Tapi.. "

Hana terus sahaja menarik tangan Queenie menuju ke hostel perempuan. Hana membantu Queenie berkemas dan mereka bertolak menuju ke rumah keluarga Hana.

" Hai mama.. " sapa Hana pada ibunya yang kebetulan berada di halaman rumah.

" Ehh Hana.. Queenie.. Masuklah! "

" Mama.. " Hana mendekati ibunya.

" Ada apa? "

" Seminggu lagi kami tamat pengajian. Queenie tak ada tempat di tuju buat sementara waktu jadi Hana pelawa Queenie tinggal di sini. Bolehkan? "

" Boleh, Hana. Bawa Queenie naik atas. " ujar Puan Marina.

" Thanks mama! " Hana memeluk ibunya.

" Queenie, buat macam rumah sendiri ya? Jangan malu-malu. " Puan Marina mengukir senyuman.

" Terima kasih auntie! " Queenie membalas senyuman Puan Marina padanya.

Hana kemudian membawa Queenie masuk ke dalam rumah dan masuk ke dalam biliknya.

" Kita tidur sama-sama, okay? " pinta Hana.

Queenie mengangguk kecil.

" Dah! Pergilah mandi dulu. Aku turun bawah jap. " ujar Hana.

Queenie bergerak ke kamar mandi yang memang ada di bilik Hana dan Hana pula langsung ke bawah mencari kudapan petang. Selesai sahaja membersihkan diri, Queenie langsung sahaja keluar dari kamar mandi dan menyelongkar beg pakaiannya.

" Hana a.. "

Pintu bilik Hana di kuak luas. Queenie yang baru sahaja melepaskan simpulan tualanya terkejut dan langsung menoleh.

" Arghh umphhh!! " jeritan Queenie mati apabila tangan milik Harish menekup mulutnya.

" Shushh!! " Harish meletakkan jari telunjuk ke bibirnya.

Queenie dengan pantas menampar bahu Harish membuatkan Harish memandang Queenie penuh tanda tanya. Harish memandang tubuh Queenie dan baru menyedari kalau tubuh gadis itu hanya di tutupi dengan pakaian dalam.

" Opss sorry! " Harish menarik tangannya dan memusingkan tubuhnya membelakangi Queenie.

Queenie dengan pantas mengenakan pakaiannya sebelum merengus marah pada Harish.

" Kau siapa? " soal Harish apabila melihat Queenie melintasinya.

Queenie menoleh.

" Kau hilang ingatan? " soal Queenie pula.

Harish memandang Queenie hairan.

" Aku nak tahu, kau ni siapa? Kau buat apa dekat bilik adik aku? " soal Harish lagi.

" Hariz.. " Queenie bersuara.

" Harish! " serentak dengan itu juga Hana terjengul di pintu bilik.

Queenie memandang pelik. Harish? Bukan Hariz?

" Queenie, kau okay tak? " soal Hana.

Queenie mengangguk laju. Telatah Queenie mencuit hati Harish. Apatah lagi melihat wajah gadis itu yang sudah merona merah.

" Anything happen? " soal Hana lagi.

" Ta.. "

" Tiada apa-apa Hana! " pantas Queenie menjawab memintas kata-kata Harish.

Harish menggaru kepalanya yang tidak gatal apabila Queenie memintas kata-katanya.

" Kenapa masuk bilik Hana? " soal Hana pada Harish.

" Nak cari Hana lah! "

" Untuk apa? "

" Nak tanya kalau Irene ada datang rumah. "

" Hurmm tak ada maknanya! Kalau dia datang, Hana kejar dengan penyapu. " 

Harish ketawa kuat.

" Begitulah adik abang.. " ujar Harish seraya mencubit pipi adiknya.

" Auchh! Sakitlah.. " Hana menggosok pipinya.

Harish yang melangkah menuju ke pintu bilik berhenti sejenak dan menoleh kembali.

" By the way, itu siapa? " soal Harish pada Hana.

" Queenie Joseph! " jawab Hana.

" Hurmm sounds familiar. " Harish bersuara.

Hana sekadar tersengih.

" GTG girls! " ujar Harish dan berlalu pergi.