Home Novelet Cinta THE UNFORGIVEN
THE UNFORGIVEN
Bey AdAv
9/7/2018 15:34:55
15,107
Kategori: Novelet
Genre: Cinta
Bab 1

Part 1


The unforgiven


Terkial-kial Queenie mencari jalan untuk mencari arah ke bilik Pengarah.  sudah hampir sejam dia berbolak-balik namun masih belum bertemu dengan tempat yang hendak dia tuju.


Queenie mengeluh kepenatan. Mata Queenie melilau mencari tempat untuk melepaskan lelahnya. Sebaik sahaja punggungnya mendarat, terasa beban pada kakinya mulai berkurangan.


Queenie tidaklah seberat mana pun. Bekas ratu unduk ngadau di kampungnya itu mulai terasa dirinya begitu kerdil di tempat orang. Terasa seperti dirinya ibarat rusa masuk kampung.


Queenie menumbuk-numbuk betisnya yang terasa kebas.


" Do you need help? " 


Suara seseorang menyapa membuatkan Queenie menghentikan perlakuannya lalu mengangkat wajah. Pandangannya bertemu dengan seorang jejaka berkulit putih, bermata bulat dan hidung yang sedikit mancung sedang merenung ke arahnya dengan badan yang di condongkan sedikit ke arahnya.


" Hello.. " jejaka itu melambai-lambaikan tangannya di hadapan Queenie apabila Queenie diam tidak berkutik.


" Ehh apa? " soal Queenie sedikit bingung.

" Apa? I tanya, do you need any help? Rasanya dah sejam I nampak you bolak-balik. "


Queenie sedikit lega walaupun tutur bahasa si jejaka agak sukar dia fahami. Dengan penggunaan I-you itu membuatkan Queenie sedikit bingung. Kalau di negerinya, simple dan bersahaja dengan kau-aku-saya.


" Ermm saya sedang cari bilik pengarah. " jawab Queenie.

" What for? You bukan student sini kan? I never saw you before. "


Queenie pantas menggeleng.


" Sebelum ini saya study di KK. "

" KK? Negara mana tu? "


Hati Queenie sedikit tertawa.


" Kota Kinabalu. Di sabah. "


Si jejaka tadi mengangguk.


" Jadi you buat apa kat sini? "

" Scholarship. Saya di tawarkan untuk meneruskan pengajian di sini. "


Riak si jejaka sedikit bangga memandang Queenie. Matanya tidak lepas-lepas memandang Queenie dari atas ke bawah.


" Then let me help you if you don't mind! " si jejaka menawarkan pertolongan.

" Thanks God! Mau satu jam sudah saya pusing-pusing. " ujar Queenie.

" So shall we? "


Queenie mengangguk lantas berdiri. Mereka berjalan beriringan sambil berbual.


" You ambil course apa di sini? " soal jejaka tadi.

" Law. Saya sambung course saya balik. "

" Ok ermm ohh by the way, I Farish and you? "

" Queenie! "

" Maybe you will be my next Queen? "

" Apa? "

" Nothing! " Farish sudah tersengih nakal.

" Bah yala. "

" What was that? " soal Farish.

" Apa? "

" Memang orang dari Sabah usually use the word 'bah' and 'apa' ? "

" Tidak juga. Depends penggunaan ayat macamana. "

" So kenapa you ambil law? You lebih sesuai ambil modelling. "

" Modelling? Hurmm kalau boleh jujur, saya lebih minat dunia peragaan tapi ada keadilan yang harus saya tegakkan. Saya harus bersihkan nama dia. "

" Sounds interesting. "

" Tidak Farish. It is not! Gara-gara ketidakadilan itulah hidup kami terumbang ambing. Saya akan pastikan si pelaku dapat balasan yang setimpal. "


Farish diam. 


" Here we are. " Farish bersuara.

" Thank you for your help. Next time if you need help, saya akan tolong selagi saya mampu. " ujar Queenie sambi mengukir senyuman.


Farish sekadar tersenyum mendengar kata-kata yang terbit dari bibir Queenie. Setelah itu, Queenie melangkah masuk ke pejabat Pengarah.


Sebaik sahaja urusan Queenie selesai, Queenie keluar dari pejabat pengarah kampus dengan perasan yang lega. Sekurang-kurangnya, satu urusannya sudah selesai. 


Queenie kemudian berjalan menuju ke hostel yang di sediakan. Dia bersyukur kerana segalanya berjalan dengan lancar. Niatnya menerima tawaran biasiswa itu adalah mahu menjadi seorang peguam yang berwibawa. Dia mahu menempa nama di salah sebuah firma guaman yang bukan calang-calang tandingannya. Dengan itu, dia mampu membela ketidakadilan yang berlaku pada bapanya.


Sewaktu Queenie berjalan menuju ke hostel di bawah panas mentari, sayup-sayup kedengaran namanya di panggil. Queenie kemudian berpaling.


" Hai Queenie! " sapa Farish sedikit termengah-mengah.

" Hai Farish. Ada apa? "

" Urusan you dah selesai? "


Queenie mengangguk.


" Jom lepak? " pelawa Farish.

" Saya.. " Queenie sedikit serba salah.

" Kenapa? "

" Maaf Farish tapi saya tidak biasa! " Queenie berterus terang.

" Ohh come on Queenie! Tidak salahkan kalau you berkenalan dengan student lain kat sini? " 

" Iya tapi.. "


Farish terus sahaja menarik tangan Queenie.


" Farish stop! Stop! "


Namun Farish memekakkan telinga. Tangan Queenie di tarik hingga tiba ke cafe kampus. Farish membawa Queenie menuju ke arah sekumpulan pelajar yang sedang asyik bercerita. Kehadiran Farish bersama Queenie membuatkan mereka membisu dan mata mereka merenung ke arah Queenie.


" Guys? Wehh kena sampuk jin mana? " soal Farish.


" Awek mana kau bawa ni Farish? " soal seorang jejaka yang memakai kaca mata.


" Anak ikan baru ke Farish? " si jejaka bermata sepet pula bertanya.


" Wahh kau memang high class lah Farish! " kata-kata itu keluar dari bibir seorang jejaka bertopi biru.


" Kau jangan Farish.. Naya kau kalau Riana tahu! " seorang gadis berambut paras bahu bersuara seolah-olah memberikan amaran.


" Lawa siot! " kata-kata pendek dari seorang perempuan yang berlagak tomboi.


" Hancurlah korang! " sahut Farish.


Queenie yang kurang selesa dengan tatapan sahabat-sahabat Farish langsung sahaja menarik hujung baju Farish agar mereka menjauh sedikit.


" Farish, saya balik dulu. Saya.. "

" Chill Queenie. Diorang memang macam tu! "

" Tapi.. "

" Come.. "


Farish menarik tangan Queenie semula mendekati sahabatnya.


" Kenalkan, ini Queenie! Student baru dari sabah. " Farish bersuara.


" Sabah bah ni. "

" Boleh bah kalau kau! "

" Aramai ti! "


Kedengaran suara usikan dari bibir sahabat Farish.


" Abaikan mulut-mulut nakal diorang! Meh I kenalkan mereka. Tu yang pakai kaca mata namanya Irwan. Yang mata sepet tu Harry. Yang pakai cap biru tu pula Putra Luq dan sebelah tu awek Luq, nama dia Hana. Yang perasan jejaka hangat ni pula Lenny tapi nama glamour dia Len. "


Queenie menghulurkan tangan menyalami mereka satu persatu. Ketika Queenie menyalami tangan Hana, gadis itu memandang wajah Queenie lama.


" You look familiar. " ujar Hana.


Queenie diam. Hana mencapai telefon bimbitnya.


" Ini kau kan? " soal Hana sambil mengunjukkan telefon bimbitnya ke arah Queenie.


Queenie merenung skrin telefon bimbit Hana. Perlahan-lahan Queenie menganggukkan kepala.


" Dah agak dah! Patut macam pernah nampak. Kenapa tak ikut pertandingan miss world ke miss universe ke? " 

" Saya tidak layak. "

" Kau tak payahlah nak rendah diri sangat. Even jurugambar ni pun puji kau. Muka kau fotogenik! " 


" Fotogenik tu apa Hana? " soal Len.

" Ahh kau ni! Dah tua bangka, fotogenik pun tak tau. " balas Hana.

" Amboi mulut.. "

" Kau tengok je lah muka Queenie. Kau cari di mana fotogeniknya wajah dia! "

" Hampeh betullah kau ni Hana! "


Hana sudah terkekek mengetawakan Len.


" Selamat berkenalan! " Queenie bersuara sambil mengukir senyuman.


Farish sekadar tersengih.

Next: Bab 2

Portal Ilham tidak akan bertanggungjawab di atas setiap komen yang diutarakan di laman sosial ini. Ianya adalah pandangan peribadi dari pemilik akaun dan ianya tiada kaitan dengan pihak Portal Ilham.

Portal Ilham berhak untuk memadamkan komen yang dirasakan kurang sesuai atau bersifat perkauman yang boleh mendatangkan salah faham atau perbalahan dari pembaca lain. Komen yang melanggar terma dan syarat yang ditetapkan juga akan dipadam.